Hot BRONDONG SMA JUAL DIRI SAMA TANTE GIRANG | Nonton film bokep,bokep barat,film bokep barat,video bokep,video bokep barat, video ngentot barat,film bokep full movie,film bokep terbaru,bokep terupdate, nonton bokep indo viral,western,bokep harian 2020, bokep siswa sma,video,videobacol fun,bokep kakek sugiono,bokep ngentot memek gede, MEMEK ABG SMA, bokep tante hot indo, cerita bokep ibu
CeritaSex - Cerita Sex Aku Jadi Berondong Tante Girang, Sebelum membaca silahkan siapkan tisu terlebih dahulu, selamat menikmati, Matahari bersinar sangat terik hari ini aku ada kuliah, tetapi rasanya udara sangat panas, ruang kuliah yang biasanya sejuk menjadi terasa pengap. "Wah enaknya selesai kuliah pergi ke Mall," pikirku.
CeritaSex - Cerita Sex Kepuasan Seorang Brondong, Aku seorang wanita yang sudah berumur 34 tahun tapi harus menyandang predikat janda karena perceraianku dengan suamiku, yang telah aku nikahi selama hampir lima tahun lamanya. Saat itu dengan mataku sendiri aku melihat dia sedang melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa sex, bersama dengan orang yang sangat aku kenal, dia adalah sahabatku sendiri Diana.
Fenomenatante-tante kesepian yang memelihara brondong (lelaku muda) semakin marak di ibu kota. Meraka seperti berkolaborasi. Si tante dapat kepuasan, sedangkan bronding mendapat harta. WAJAHNYA ganteng. Rahangnya kukuh, persegi, dengan cambang agak lebat yang tertata rapi. Tubuhnya semampai atletis.
JenisFilm : Comedy khusus Dewasa. Produser : Ody Mulya Hidayat. Produksi : Maxima Pictures. Cerita Sinopsis Film : Arisan Brondongmengisahkan tentang pencarian Brondong kualitas oke dan mantap serta aduhai oleh kalangan Tante - tante elite yang glamour terbiasa dengan kemewahan dan kaya raya. Cerita berawal dari Lolita yang kalah gengsi dengan
fzjr3Z. Namaku Benny, peristiwa ini sudah terjadi lama, ketika aku masih SMA kelas 3. Saat itu aku masih perjaka ting? Main sabun?adala... Apa kabar semua ? dah lama gak update nih.. langsung aja deh nih update cerita terbaru januari 2016.. cekidot... Namaku Marwan, umur... Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak... READ MORE... Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu.... Ketika itu gue masih kelas 2 smp. Gue lagi di suruh nyokap buat nganterin makanan ke rumah abang tiri gue. Umur abang tiri gue beda ja... Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur. kami beda umur hampir 15 tahun. seh... READ MORE READ MORE READ MORE READ MORE Ah.. ini Mas ada kok.. Oh ya.., Aku lalu memeriksa CD itu, kucuri pandang ke susu yang montok itu. Memang kalau makin dekat makin jel... Gua tertarik untuk ceritain pengalaman gua ini, setelah ngebaca punya temen-temen yang udah ngirim duluan. Soalnya pengalaman ini yan...
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kebiasaan sulit tidur mulai melandaku, gara-gara keasyikan ngompasiana hehehe. Iseng-iseng saya menyalakan TV, memang agak sedikit penasaran sih ingin tahu acara TV seperti apa kalau tengah malam. ow ow ow... mataku terpaku pada sebuah acara yang dikhususkan untuk orang-orang dewasa yaitu tentang kehidupan malam di metropolitan, kebetulan acara itu sedang membicarakan tentang kehidupan sosialita. Melirik sejenak tentang kehidupan sosialita yaitu kalangan high class, kaum borjuis, kaum yang bergelimang harta atau sekarang lebih dikenal dengan sosialita. Sosialita itu sendiri adalah kata dari serapan bahasa asing yaitu Social elite yang artinya kehidupan sosial orang-orang elite. Kalangan Sosialita itu memiliki komunitas tersendiri, komunitas ini ada yang aktif melakukan kegiatan sosial adapula komunitas yang memiliki kegiatan arisan atau semacamnya. Mereka berkumpul dengan penampilan yang serba wah, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki yang bernilai ratusan juta rupiah, tatanan rambut, pakaian koleksi butik ternama dari luar negeri, accessories berlian, sampai sepatu dan tas pun bernilai ratusan juta rupiah, ckckckck...apa mereka gak takut dirampok orang ya? ya tentu tidak, kaum elit ini tentunya memiliki bodyguard masing-masing. 13376975181534946650 Kembali ke acara TV, stasiun TV swasta itu mengemas acara tersebut sedemikian rupa hingga tentunya menarik untuk ditonton pada tengah malam, mulai dari setting tempatnya yang remang-remang sampai pembawa acaranya yang super sexy dengan balutan pakaian yang minim sekali sehingga belahan dadanya terlihat jelas, ditambah dengan aksi pembawa acaranya yang menggoda. Suara yang bernada menggoda dengan liukan tubuhnya yang seperti cacing kepanasan menggeliat-geliat membuat mata lelaki pada melotot, ya seperti nama acaranya MATA LELAKI. Saya merutuk dalam hati apa pembawa acaranya memang diharuskan bergaya seperti itu? gak usah gitu2 amat kenapa sih? lebaaaay banget, yaaa namanya juga TV swasta haus akan iklan hehehe. Acara itu kebetulan sedang menceritakan bagaimana pergaulan di kalangan sosialita ini. Perempuan-perempuan cantik nan sexy dan menawan ini tergolong sudah tidak muda lagi sekitar 40 tahun sampai 50 tahun keatas, tapi ada juga sih yang berumur dibawah 30 tahun, mereka berdandan perfect banget, sepertinya mereka saling bersaing dalam urusan dandan, pamer-pamer berlian, berlian siapa yang paling mahal. Itu terlihat ketika salah satu anggota sosialita ini diwawancara, dia memperlihatkan koleksi berliannya yang konon katanya dibelikan suaminya, dan ada pula yang dia beli sendiri. Dan harganya benar-benar fantastis, hingga milyaran rupiah. Katanya mereka berkumpul dalam rangka arisan, selain arisan berbentuk uang atau barang berupa berlian beberapa diantara mereka pun ada yang mengadakan arisan berondong, nah loh apa lagi tuh? ternyata seorang berondong atau pemuda bau kencur yang dijadikan obyek arisan tante-tante kaya yang haus akan belaian lelaki, tapi kenapa mesti berondong sih? oh itu katanya memiliki sensasi tersendiri, menambah kepercayaan diri bahwa meskipun umur mereka menjelang uzurrrr masih bisa dikecengi lelaki muda, huh dasaaaar. Waaaah, makin melotot aja tuh mata lelaki heheheh. Waktu itu sang berondong sempat diwawancara di acara itu tentunya dengan wajah dan nama yang disamarkan. Sebut saja si berondong itu Boy, dia mengaku kenapa sampai terjerumus dalam obyek arisan kalangan sosialita itu, dia bilang karena ketidaksengajaan waktu itu dia sedang nongkrong di salah satu cafe ternama di Jakarta,lalu dia didekati tante-tante kalangan sosialita itu, lalu dia diming-imingi materi yang cukup membuat dirinya tak berdaya untuk menolaknya dikarenakan kehidupan ekonomi si Boy ini memang kekurangan. Setiap bulannya tante-tante itu akan mendapat giliran menikmati malam-malam bersama dirinya sesuai dengan kocokan arisan yang keluar. Tak hanya Boy yang diwawancara, seorang wanita sosialita yang ikut bergabung dalam arisan berondongpun turut diwawancara, secara blak-blakan dia mengatakan kenapa dirinya ikut serta dalam arisan berondong, itu dikarenakan dirinya haus akan belaian laki-laki, dimana suaminya tak pernah bisa mencukupi kebutuhan biologisnya karena selalu sibuk dengan pekerjaan. Waaaaaah hati2 nih untuk para suami jangan sampai menyia-nyiakan istrinya, bisa-bisa istrinya mencari seseorang yang selalu siap membelainya setiap saat hehehehe. Ternyata arisan berondong tidak hanya ada di film, tapi film yang terinspirasi dengan realita kehidupan sosialita. persepsi kita pada golongan sosialita ini menjadi warna warni, meski mungkin juga tidak semuanya begitu. kehidupan yang serba glamour tidak menjamin kebahagiaan, hanya mereka yang tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan, apakah sedih, hampa, atau bahagia?. Perlu diingat kebahagiaan tidak diukur dengan materi, karena materi sifatnya hanya sementara. Janganlah jalan kebahagiaan yang ditempuh menyimpang dari jalurnya. Dari pepatah bijak "menuju kebahagiaan hidup menjadi lubang hitam kehampaan. Dari pengetahuan menjadi kebodohan yang melebihi orang awam". Semoga kebahagiaan yang kita jalani tetap pada jalurnya, tak silau mata karena harta. QillaSociolite22052012 Lihat Sosbud Selengkapnya
Tulisan ini diangkat berdasarkan kisah dan pengalaman yang sesungguhnya dengan nama pelaku serta tempat yang telah diubah. Apabila terdapat kesamaan nama maupun tempat peristiwa dalam tulisan ini, hal itu hanya merupakan suatu kebetulan belaka dan tidak ada hubungannya dengan siapa pun juga. “Apa yang akan aku lakukan di sini?” pikirku ketika tiba di depan pintu gerbang villa itu. Villa tersebut terletak di sebuah bukit terpencil di tengah kerimbunan hutan pinus. Untuk sampai di sana kita harus melalui sebuah jalan kecil yang merupakan jalan pribadi yang menghubungi villa tersebut dengan jalan utama. Di ujung jalan tersebut kita akan menjumpai sebuah pintu gerbang yang kokoh terbuat dari besi memagari sebuah bangunan artistik dikelilingi oleh taman yang asri. Begitu kami mendekati gerbang tersebut, tiba-tiba dua orang laki-laki berpotongan rambut pendek dengan tubuh kekar menghampiri kami. Suamiku segera menyodorkan sebuah kartu nama yang entah dari mana dia peroleh. Kemudian dengan wajah ramah mereka membukakan pintu dan mempersilakan kami masuk. Di dalam pekarangan villa itu kulihat beberapa mobil telah terparkir di sana dan salah satunya adalah mobil Priyono sahabat suamiku. Keluarga kami dan keluarga Priyono memang bersahabat. Umur kami tidak jauh berbeda sehingga kami mempunyai persamaan dalam pergaulan. Suamiku seorang pengusaha muda sukses, demikian juga Priyono. Baik suamiku maupun Priyono mereka sama-sama sibuknya. Mereka kelihatannya selalu dikejar waktu untuk meraih sukses yang lebih besar lagi bagi keuntungan bisnisnya. Sehingga boleh dikatakan hidup kami sangat berlebih sekali akan tetapi di lain sisi waktu untuk keluarga menjadi terbatas sekali. Hanya pada hari-hari weekend saja kami baru dapat berkumpul bersama. Dan itu pun apabila suamiku tidak ada urusan bisnisnya di luar kota. Keadaan itu dialami juga oleh istri Priyono, Novie. Sehingga antara aku dan istri Priyono merasa cocok dan akrab satu sama lainnya. Kami juga selalu mengatur waktu senggang bersama untuk melakukan pertemuan-pertemuan rutin atau rekreasi bersama. Kebetulan istri Priyono, juga agak sebaya denganku. Bedanya dia baru berumur tiga puluh tahun sedangkan aku telah berumur tiga puluh lima tahun. Apalagi wajahnya masih tetap seperti anak-anak remaja dengan tahi lalat di atas bibirnya membuat penampilan istri Priyono kelihatan lebih muda lagi. Selain itu bentuk tubuhnya agak mungil dibandingkan denganku. Badannya semampai namun berbentuk sangat atletis. Maklumlah selain dia secara rutin mengikuti kegiatan latihan di salah satu fitness center, dia juga memang seorang atlet renang. Sehingga warna kulitnya agak kecoklatan-coklatan terkena sinar matahari. Berbeda denganku yang berkulit agak putih dengan bentuk tubuh yang agak lebih gemuk sedikit sehingga buah dada dan pinggulku lebih kelihatan menonjol dibandingkan dengan istri Priyono. Menurut pandanganku penampilan istri Priyono manis sekali. Ada suatu daya tarik tersendiri yang dimilikinya setidak-tidaknya demikian juga menurut suamiku. Aku tahu hal itu karena suamiku sering membicarakannya dan malahan pernah bergurau kepadaku bagaimana rasanya sekiranya dia melakukan hubungan seks dengan istri Priyono. Pertemuan kami dengan keluarga Priyono pada mulanya diisi dengan pergi makan malam bersama atau mengunjungi club rekreasi para eksekutif di setiap akhir pekan. Sekali-sekali kami bermain kartu atau pergi berdarmawisata. Akan tetapi ketika hal tersebut sudah mulai terasa rutin, pada suatu saat suamiku dan Priyono mengajak kami untuk ikut menjadi anggota CAPS. “Apa artinya itu..?” kataku. “Artinya adalah Club Arisan Para Suami atau disingkat CAPS, kalau diucapkan dalam bahasa Inggris jadi kep’es, tuh gagah nggak namanya”, jawab Priyono. “Walah, baru tahu sekarang para suami juga kayak perempuan, pakai arisan segala”, kataku. “Ini arisan bukan sembarang arisan..”, kata Priyono membela diri. “Dahulu mau dinamakan The Golden Key Club, tapi gara-gara Eddy Tanzil maka namanya diganti jadi CAPS, Club Arisan Para Suami”, katanya lagi. “Ya sudah kalau begitu.., kalau arisan para suami kenapa istri perlu dibawa-bawa ikut jadi anggota?” debatku lagi. “Rupanya belum tahu dia..!” kata Prioyono dalam logat Madura seraya menunjukkan jempol ke arahku sambil melirik kepada suamiku. Suamiku juga jadi ikut tertawa mendengar logat Prioyono itu. “Hei, rupanya pake rahasia-rahasiaan segala ya..!” kataku sambil memukul pundaknya. “Iya Mbak.., mereka berdua sekarang ini lagi selalu kasak-kusuk saja. Jangan-jangan memang punya rahasia yang terpendam”, tiba-tiba kata istri Priyono menimpaliku. “Eh, jangan marah dulu.. club arisan ini merupakan suatu club yang ekslusif. Tidak sembarangan orang boleh ikut! Hanya mereka yang merupakan kawan dekat saja yang boleh ikut dan itu juga harus memenuhi syarat!” “Syarat apa..?!” “Misalnya para anggota harus terdiri dari pasangan suami istri yang sah! Betul-betul sah.. saah.. saah!” katanya meniru gaya Marisa Haque diiklan TV. “Kalau belum beristri atau bukan istri yang sah, dilarang keras untuk ikut! Oleh karena itu untuk ikut arisan ini perlu dilakukan seleksi yang ketat sekali dan tidak main-main! Jadi nggak ada yang namanya itu rahasiaan-rahasiaan..!” kata Priyono lagi. “Ah kayak mau jadi caleg saja.. pakai diseleksi segala! Nggak mau sekalian juga pakai Litsus, terus penataran! Arisan ya arisan saja..! Dimana-mana juga sama! Paling-paling Bapak-bapaknya ngumpul ngobrolin cewek-cewek dan Ibu-ibunya ngerumpi sambil comot makanan disana-sini.., akhirnya perutnya jadi gendut dan pulang-pulang jadi bertengkar di rumah karena dengar gosip ini itu!” kataku. “Nah, disini masalahnya. Arisan kita itu bukan arisan gosip, tapi arisan yang sip!” kata Priyono. “Jadi arisan apa pun itu, apa sip, apa sup, apa saham, emas, berlian, Mercy atau BMW, ya akhirnya semua sama saja.., yang keluar duluan hanya gosip?” kataku ketus. “Bukan.., bukan seperti itu. Malahan sebaliknya.., arisan ini justru bertujuan buat mengharmoniskan kehidupan perkawinan antara suami istri!” jawab Priyono. “Lho, untuk itu kenapa mesti arisan..?” kataku lagi. “Boleh nggak diberi tahu Mas?” kata Priyono sambil melirik kepada suamiku. Suamiku tersenyum sambil mengangguk. “Begini Mbak, terus terang saja, arisan kita itu bentuknya kegiatan tukar-menukar pasangan”, katanya. “Pasangan?! Pasangan apa..?” jawabku dengan sangat heran. “Ya itu, pasangan suami-istri”, tiba-tiba suamiku menyeletuk. “Mengapa harus ditukar-tukar sih? Dan apanya yang ditukar?” tanyaku karena aku jadi semakin tidak mengerti atas penjelasan suamiku itu. “Walah, penjelasannya panjang.., ini kan jaman emansipasi”, kata suamiku. “Memangnya apa hubungannya dengan jaman emansipasi!” aku menyela kata-kata suamiku. “Begini.., kegiatan club ini sebenarnya bertujuan untuk mengharmoniskan kehidupan suami istri dalam rumah tangga”, kata suamiku. “Jadi..” “Jadi.., jadi ya kau ikut saja dulu deh! Nanti baru tahu manfaatnya!” kata Priyono menyeletuk. “Nggak mau ah kalau hanya ikut-ikutan!” “Begini Neng!” kata suamiku. “Singkatnya menurut pandangan para pakar seksualogi dalam kehidupan perkawinan seseorang pada saat-saat tertentu terdapat suatu periode rawan dimana dalam periode tersebut kehidupan perkawinan seseorang itu mengalami krisis. Krisis ini apabila tidak disadari akan menimbulkan bencana yang besar yaitu tidak adanya kegairahan lagi dalam kehidupan perkawinan. Apabila tidak ada kegairahan lagi antara suami-istri biasanya akan membawa akibat yang fatal”, kata suamiku lagi. “Misalnya bagaimana?” “Ya dalam kehidupan perkawinan itu secara tidak disadari timbul kejenuhan-kejenuhan. Kejenuhan yang paling utama dalam periode tersebut biasanya dalam masalah hubungan badan antara suami istri, pada periode tersebut hubungan seks antara suami-istri tidak lagi menyala-nyala sebagaimana pada masa setelah pengantin baru. Kedua belah pihak biasanya telah kehilangan kegairahan dalam hubungan mereka di tempat tidur yang disebabkan oleh berbagai faktor. Hubungan badan suami istri tersebut akhirnya terasa menjadi datar dan hanya merupakan suatu hal yang rutin saja. Untuk mengatasi hal itu bagi para pasangan suami istri perlu mendapatkan penggantian suasana, khususnya suasana dalam hubungan di tempat tidur”, kata suamiku. “Ah itu kan hanya alasan yang dicari-cari saja.., bilang saja kalau sudah bosan dengan istri atau mau cari yang lain!” kataku. “Nah, disinilah memang letak masalahnya.., yaitu kebosanan’.., dan wanita lain’. Hal itu sangat betul sekali.., karena kebosanan’ merupakan sifat manusia, sedangkan keinginan kepada wanita lain’ secara terus terang itu merupakan sifat naluri kaum laki-laki secara umum, disadari atau tidak disadari, diakui atau tidak diakui, mereka mempunyai naluri poligamis, yaitu berkeinginan untuk melakukan hubungan badan tidak dengan satu wanita saja. Akan tetapi sifat-sifat ini justru merupakan ’sumber konflik utama’ dari krisis kehidupan perkawinan seseorang! Nah!, hal inilah yang akan dicegah dalam kegiatan club itu!” “Jelasnya bagaimana?” kataku. “Apabila seorang suami menuruti naluri kelaki-lakiannya itu, maka dia cenderung akan melakukan penyelewengan dengan wanita lain secara sembunyi-sembunyi. Mengapa..? Karena dia tahu hal itu akan merupakan sumber konflik dalam rumah tangga yang sangat berbahaya. Pertama-tama karena dia tahu istri tidak menyetujuinya, oleh karena itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, yang kedua hal itu membuat suatu keadaan yang tidak adil dalam kehidupan suami-istri. Kalau suaminya bisa merasakan orang lain, untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang lain daripada istrinya, kenapa istrinya tidak..!” “Apakah memang demikian problem dari sebuah perkawinan? Aku kira bukan hanya soal seks saja yang menjadi konflik dalam hubungan suami istri, namun juga tentunya ada unsur lainnya!” kataku berargumentasi. “Tidak salah pendapatmu! Memang benar dalam suatu perkawinan banyak unsur yang mempengaruhinya, akan tetapi dalam perkawinan hanya ada dua unsur saja yang paling dominan, ibarat kopi dengan susunya!” kata suamiku. “Apa hubungan perkawian dengan kopi susu?” tanyaku agak heran. “Begini..” kata suamiku selanjutnya. “Dalam suatu perkawinan sebenarnya merupakan campuran antara dua unsur yang sangat berbeda, yaitu antara unsur cinta’ dan unsur kenikmatan seks’. Kedua unsur ini saling melengkapi dalam hubungan perkawinan seseorang. Unsur cinta adalah merupakan faktor yang dominan yang merupakan faktor utama terjalinnya suatu ikatan batin antara dua insan yang berlainan jenis. Unsur cinta ditandai dengan adanya kerelaan pengabdian dan pengorbanan dari masing-masing pihak dengan penuh keihlasan dan tanpa mementingkan egoisme dalam diri pribadi. Sedangkan unsur kenikmatan seks adalah merupakan unsur penunjang yang dapat memperkokoh dan mewarnai unsur cinta tersebut. Unsur ini ditandai dengan manifestasi adanya keinginan melakukan hubungan hubungan tubuh dari dua insan yang berlainan jenis, adanya kobaran nafsu birahi serta adanya keinginan dari masing-masing pihak untuk mendominasi pasangannya secara egois. Adanya nafsu birahi ini dalam diri kita sebagai mahluk alam adalah wajar dan bukan sesuatu yang memalukan. Nah.., kedua unsur tadi apabila kita ibaratkan seperti minuman tidak bedanya sebagai kopi’ dengan ’susunya’. Unsur cinta dapat diibaratkan sebagai kopi dan unsur kenikmatan seks dapat diibaratkan sebagai susunya. Kedua unsur yang saling berbeda ini dapat dinikmati dengan berbagai cara. Apakah ingin dicampur sehingga menjadi sesuatu yang baru yang lain rasanya daripada aslinya atau dinikmati secara sendiri-sendiri sesuai dengan rasa aslinya!” “Jadi apa hubungannya dengan arisanmu sekarang?” “Nah, arisan ini bertujuan untuk membuat keadaan yang adil dan berimbang di antara suami dan istri. Kedua-duanya harus mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dari wanita itu sendiri untuk beremansipasi. Dan hak itu tidak terkecuali walaupun dalam hubungan seks, para istri juga harus diberi kesempatan yang sama seperti para suami. Para istri juga harus dapat memilih kehendaknya, apakah sewaktu-waktu dia ingin minum kopinya’ saja, atau ’susunya’ saja, atau kopi susunya’. Masalahnya sekarang, bagaimana mewujudkan hal itu. Kalau dilakukan oleh para suami atau para istri itu secara sendiri-sendiri, maka akan menjadi kacau dan malahan tujuannya mungkin tidak akan tercapai. Oleh karena itu perlu diusahakan secara terorganisir. Yang paling gampang ya, dalam bentuk kegiatan arisan seperti ini”, kata suamiku. “Iya Mbak, siapa tahu akhirnya para istri juga akan dapat menikmatinya.., eh malahan jangan-jangan jadi lebih doyan!” kata Priyono menimpali komentar suamiku. “Ah, kau kayak bensin saja.., langsung nyamber!” kataku. “Kalau begitu bukankah hal itu juga merupakan suatu penyelewengan dalam perkawinan?” tiba-tiba kata istri Priyono berkomentar. “Tentu saja bukan..! Karena apa definisi menyeleweng itu? Seseorang itu dikatakan menyeleweng apabila dia melakukan hal di luar pengetahuan pasangannya. Atau dengan kata lain dia melakukan itu secara sembunyi-sembunyi sehingga pasangannya tidak tahu dan tidak pernah menyetujuinya. Berlainan dengan kegiatan ini. Semuanya terbuka dan melalui persetujuan bersama antara kedua pasangan suami-istri itu”, jawab suamiku. Pada akhirnya setelah menjalani debat yang panjang dalam forum resmi maupun tidak resmi, aku dan istri Priyono mengalah. Resolusi para suami itu kami terima dengan catatan kami ikut dalam kegiatan club ini semata-mata hanya untuk sekedar ingin tahu saja dan tidak ada tujuan lain yang lebih dari itu. Selain daripada itu kami mengalah untuk membuat hati para suami senang. Oleh karena itulah malam ini akhirnya aku berada di tempat ini. Aku mengenakan gaun dari bahan satin yang agak tipis yang agak ketat melekat di tubuhku. Aku mengenakan gaun ini adalah juga atas anjuran suamiku. Suamiku berkata bahwa aku sangat menarik apabila mengenakan pakaian yang agak ketat dan terbuka. Aku kira pendapat suamiku benar, karena dengan memakai gaun ini aku lihat bentuk tubuhku jadi semakin nyata lekak-lekuknya. Apalagi dengan model potongan dada yang agak rendah membuat pangkal buah dadaku yang putih bersih kelihatan agak tersembul keluar membentuk dua buah bukit lembut yang indah. Tidak berapa lama kami berdiri di depan pintu, seseorang membuka pintu dan langsung menyalami kami. “Selamat datang dan selamat malam”, katanya langsung sambil menyalami kami. “Perkenalkan saya Djodi, tuan rumah di sini, dan ini istriku.., panggil saja Siska!” katanya langsung memperkenalkan seorang wanita yang tiba-tiba muncul. Dandanannya agak menor untuk menutupi kerut wajahnya yang sudah dimakan usia. Tapi secara keseluruhan bentuk tubuhnya masih boleh jugalah. Buah dadanya subur walaupun perutnya kelihatan agak gendut. Kelihatannya dia itu seorang keturunan Cina. Selanjutnya kami dipersilakan masuk ke dalam ruangan tamu. Suasana dalam ruangan itu kudapati biasa-biasa saja. Di sudut-sudut ruangan terdapat makanan kecil dan buah-buahan. Di sudut lainnya ada sebuah bar yang kelihatan lengkap sekali jenis minumannya. Sementara itu suara iringan musik terdengar samar-samar mengalun dengan lembut dari ruang tamu yang besar. Yang membedakannya adalah para tamunya. Kelihatannya tidak begitu banyak, kuhitung hanya ada belasan orang dan wanitanya semua berdandan secantik mungkin dengan pakaian yang lebih seksi daripada yang kukenakan. Demikian juga aku tidak melihat seorang pelayan pun atau petugas catering yang biasanya mengurusi konsumsi dalam pesta-pesta yang diadakan di rumah-rumah mewah seperti ini. “Silakan.. help your self saja”, kata nyonya rumah kepada kami dalam bahasa Inggris logat Cina Singapore. “Memang sengaja para pembantu semuanya sudah disuruh ngungsi.., you know kan, agar privacy kita tidak terganggu!” katanya lagi dengan suara yang genit. Kami segera berbaur dengan pasangan-pasangan lainnya yang sudah ada di sana. Priyono dan istrinya sedang mengobrol dikelilingi beberapa pasangan lainnya. Aku lihat istri Priyono benar-benar sangat menarik sekali malam itu dengan pakaiannya yang agak tembus pandang membuat mata kita mau tidak mau akan segera terjebak untuk memperhatikannya dengan seksama, apakah dia memakai pakaian dalam di balik itu. Sehingga dalam pakaian itu dia tidak saja kelihatan sangat cantik akan tetapi juga seksi. Melihat penampilan istri Priyono, suamiku jadi sangat antusias sekali. Dia terus memperhatikan istri Priyono tanpa mempedulikanku lagi. Sikap suamiku yang demikian menimbulkan juga rasa cemburu di hatiku. Jadi benar dugaanku, rupanya suamiku benar tertarik kepada istri Priyono. Pantas saja dia sering memujinya bahkan sering mengatakan kepadaku secara bergurau bagaimana rasanya kalau berhubungan kelamin dengan istri Priyono. Tidak berapa lama kemudian tuan rumah beserta istrinya menghampiri kami. “Mari kita ambil minum dahulu”, katanya sambil langsung menuju bar. Salah seorang tamu kemudian bertindak sebagai bar tender. Dengan cekatan dia membuatkan minuman yang dipilih masing-masing orang dan kebanyakan mereka memilih minuman yang bercampur akohol. Kecuali aku dan istri Priyono. Aku memang tidak begitu tahan terhadap minuman beralkohol. “Anda minum apa?” tanyanya kepadaku dan istri Priyono. “Coca cola saja..!” kataku. “Pakai rum, bourbon atau scotch?” “Terima kasih.., coca cola saja..!” “Oo, di sini tidak boleh minum itu! Itu termasuk minuman kedua yang dilarang di sini..!” katanya dalam nada yang jenaka. “Minuman pertama yang dilarang adalah cola atau lainnya yang dicampur dengan Baygone! Yang kedua minuman yang anda pilih tadi, jadi mau tidak mau harus dicampur sedikit dengan rum atau lainnya. Saya kira rum and cola’ cocok untuk anda berdua!” katanya lagi sambil terus mencampur rum dan segelas cola serta menaruh es batu ke dalamnya. “Ini.., cobalah dahulu.., buatan bar tender terkenal!” katanya sambil menyodorkan gelas itu kepada kami. Selesai membuat minuman dia segera bergabung dengan kami. “Anda cantik sekali dengan busana ini”, katanya seraya memegang pundakku yang terbuka. Aku agak menjauhinya seketika karena kukira dia mabuk. Tapi sesungguhnya hal itu disebabkan aku tidak terbiasa beramah-ramah dengan seorang pria asing yang belum kukenal benar. “Terima kasih”, kataku berusaha menjawabnya. “Dada anda bagus sekali”, katanya sambil menatap dalam-dalam ke arah belahan dada gaunku. Dia diam sejenak. Kemudian dia mulai memperhatikanku secara khusus. Kelihatannya dia sedang menilaiku. Aku dapat membacanya dari senyumnya yang tersembunyi. Apabila waktu yang lalu ada seorang laki-laki yang memandang diriku secara demikian maka suamiku mungkin akan segera mengirimkan bogem mentah kepadanya. Aku pun kemudian mulai memperhatikan penampilannya. Aku berpikir apakah dia laki-laki yang akan meniduriku nanti? Tidak begitu jelek juga, pikirku. Tinggi badannya kira-kira 170 cm, dengan bahu yang bidang dan wajah yang ramah menarik. Aku berpikir rupanya dalam club ini untuk dapat tidur dengan seorang wanita tidak berbeda bagaikan akan membeli seekor sapi saja. Namun secara tidak disadari aku menyukai juga ucapannya itu terutama datangnya dari seorang pria yang tidak aku kenal dan di hadapan suamiku. Kuharap dia dengar kata-kata itu. Kata-kata itu ditujukan kepadaku, bukan kepada istri Priyono. Ya, pada saat itu aku merasa agak melambung juga walaupun hanya sedikit. Aku segera menghabiskan minumanku. Aku memang selalu berbuat itu, akan tetapi rupanya dia mengartikannya lain bahwa aku ingin segera memulai sesuatu. “Jangan terburu-buru!” katanya. “Kita belum lagi tahu cottage mana yang akan anda tempati”, katanya sambil menambah minumanku. “Akan tetapi saya senang sekali apabila nanti kita dapat tempat yang sama dan segera ke sana.” bisiknya. Aku menjadi agak terselak seketika. Hal ini disebabkan bukan hanya aku kaget mendengar bisikannya itu, tetapi juga minumanku terasa sangat keras sehingga kepalaku langsung terasa mulai berat. “Saya benar-benar baru pertama kali mengikuti pertemuan ini”, tiba-tiba aku berkata secara spontan. “Ohh”, katanya agak kaget. Kemudian dia menatapku dengan pandangan yang menyesal. “Saya harap kata-kata saya tadi tidak menyinggung anda.” bisiknya dengan nada minta maaf. “Sungguh.. sungguh tidak”, kataku sambil memberikan senyuman. Tidak berapa lama kemudian tuan rumah mengumumkan akan melakukan penarikan nomor arisan. Semula aku mengira tuan rumah akan menarik nama pasangan yang akan mendapat arisan bulan ini sebagaimana arisan-arisan biasa lainnya. Akan tetapi dugaanku meleset. Mula-mula tuan rumah meminta kami untuk berkelompok secara terpisah antara suami istri. Para suami membuat kelompok sendiri dan para istri juga membuat kelompok sendiri. Selanjutnya kami masing-masing diminta mengambil amplop kecil dalam dua buah bowl kristal yang berbeda yang diletakkan pada masing-masing kelompok. Satunya untuk para suami dan satunya lagi untuk para istrinya. Amplop kecil tersebut ternyata berisi sebuah kunci dengan gantungannya yang bertuliskan sebuah nomor. Aku bertanya kepada wanita di sebelahku yang kelihatan sudah biasa dalam kegiatan ini. “Kunci ini adalah kunci cottage yang ada di sekitar villa ini..” katanya. “Jadi nanti kita cocokkan nomor yang ada di kunci itu dengan nomor bungalow atau kamar di sana.” “Terus..” kataku selanjutnya. “Terus..!?” katanya sambil memandang kepadaku dengan agak heran. “Terus..? Oh ya.., kita tunggu saja siapa yang dapat kunci dengan nomor yang sama!” Tiba-tiba hatiku menjadi kecut. Aku tidak dapat membayangkan apa yang akan dilakukan dalam cottage itu. Apalagi hanya berduaan dengan laki-laki yang bukan suami kita. “Jadi kita hanya dengan berdua dalam cottage itu?” “Ya, karena kuncinya sudah pas sepasang-sepasang!” “Jadi kita tidak tahu siapa yang dapat kunci dengan nomor yang sama dengan nomor kita?” kataku untuk menegaskan dugaanku. “Ya, memang sekarang ini sistemnya berbeda. Dahulu pada waktu club ini disebut The Golden Key Club memang kita bisa ketahui karena para pesertanya mula-mula berada dalam sebuah kamar masing-masing. Jadi kita tahu siapa di kamar nomor berapa. Kemudian baru para suami keluar dan saling tukar menukar kunci kamar mereka dimana para istrinya berada di dalamnya. Sekarang sistem itu telah dirubah. Karena dengan sistem itu ada anggota yang suka curang. Dia memilih pasangan yang diincarnya sehingga timbul komplain dari anggota yang lain. Sekarang masing-masing pasangan mengambil kunci kamar secara diundi dan disaksikan oleh semua anggota. Sehingga sekarang lebih fair karena anggota tidak dapat memilih pasangannya yang diincar terlebih dahulu. Kelemahannya dalam sistem ini ada kemungkinan pasangan suami-istri itu juga akan mendapatkan nomor yang sama. Kalau sudah begitu ya nasibnya lah.., kali ini dia tidak dapat apa-apa.” Sekarang aku baru mengerti mengapa club ini dahulu dinamakan The Golden Key Club. Selesai kami mengambil kunci semua berkumpul kembali di ruang tamu. Tuan rumah meminta kami untuk mengambil gelas sampanye masing-masing kemudian kami bersulang. Aku mereguk sampanye itu sekaligus sehingga kepalaku kini terasa semakin berat. “Dapat nomor berapa?” kata suamiku yang tiba-tiba sudah berada di sampingku. “Nomor delapan..!” jawabku. “Untung..! ” “Kenapa untung?” “Ya untung tidak dapat nomor yang sama.., nomorku duabelas!” katanya. “Itu bukan untung tapi cilaka.., cilaka duabelas namanya!” “Ya tapinya untung juga..!” jawab suamiku. “Kenapa..?” “Untung bukan cilaka tigabelas!” jawabnya sambil tertawa. “Sudah percuma berdebat di sini..!” kataku. “Eh kalau Novie dapat nomor berapa ya?” kataku lagi. “Iya ya.., nomor berapa dia, tolong kau tanyakan dong!” Rupanya aku tidak usah berpayah-payah mencari Novie karena tiba-tiba Priyono dan istrinya sudah berada di dekat kami. “Eh, kamu dapat nomor berapa?” aku berbisik kepada Novie. “Nomor duabelas Mbak..” jawabnya. Aku jadi terhenyak. Jadi maksud suamiku untuk meniduri istri Priyono kini tercapai. Aku segera memberi isyarat kepada suamiku bahwa nomornya sama dengan nomor dia. Suamiku kelihatan berseri-seri sekali ketika menerima isyaratku. Aku jadi agak cemburu lagi melihat tingkahnya. Dia bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti irama musik yang mengalun di ruangan itu. Tidak berapa lama kemudian lampu-lampu di seluruh ruangan itu mulai meredup. Ruangan itu kini menjadi agak gelap dan alunan musik berirama slow terdengar lebih keras lagi. Suasana dalam ruangan itu kini jadi lebih romantis. Aku lihat beberapa pasangan yang mulai berdansa tapi kebanyakan dari mereka menyelinap satu persatu, mungkin menuju cottage-nya masing-masing, tapi ada juga yang masih duduk-duduk mengobrol di sofa. Tiba-tiba Priyono mengajakku untuk berdansa. Dan sudah barang tentu suamiku segera juga mengajak istri Priyono berdansa. Ketika kami berdansa Priyono mendekapku erat-erat. Begitu sangat eratnya sehingga seolah-olah kami dapat mendengar degub jantung di dada masing-masing. “Kamu dapat nomor berapa?” tiba-tiba Priyono berbisik di telingaku. “Nomor delapan!” jawabku. “Ah, sayang..” “Mengapa?” kataku lagi. “Aku nomor enam!” katanya lagi. “Siapa itu..?” tanyaku. “Aku dengar sih Nyonya Siska, istrinya tuan rumah!” “Wah, enak dong.., orangnya sintal, mungkin tiga hari nggak habis dimakan!” kataku berseloroh. “Jangan ngeledek ya..!” katanya. “Memangnya kenapa..? Kan betul orangnya sintal!” “Potongan seperti itu bukan typeku!” katanya. “Typemu seperti apa sih?” kataku. “Seperti kamu..!” katanya lagi sambil terus mendusal-dusal leherku. Aku jadi agak bergelinjang juga leherku diciumi Priyono sedemikian rupa. Selama kami bergaul belum pernah dia melakukan hal yang tidak senonoh denganku. Dia sangat sopan terhadapku. Tapi malam ini tiba-tiba saja dia berbuat itu. Apakah karena pengaruh alkohol yang dia minum tadi atau memang selama ini dia juga mempunyai perasaan yang terpendam terhadap diriku. Perasaanku kini jadi melambung kembali. Ditambah dengan pengaruh alkohol yang aku minum tadi, aku merasakan adanya gairah birahi yang timbul dalam diriku ketika berdekapan Priyono sehingga aku pasrah saja leherku didusal-dusalnya. “Eh, kau ngerayu, atau mabok..? Kenapa dari dulu-dulu nggak bilang!” kataku sambil terus mendekapkan tubuhku lebih erat lagi sehingga buah dadaku terasa menyatu dengan dadanya. “Malu sama suamimu!” “Kenapa malu.., dia sendiri juga sering cerita bahwa dia suka sama istri kamu, eh sekarang dia dapat nomor kamar istrimu lagi!” kataku lagi. “Oh ya..?” kata Priyono. “Kalau aku dulu bilang.., kau terus mau apa?” “Tentunya kita nggak usah payah-payah ikut arisan di sini.. di rumah saja!” “Ah, kau..!” katanya sambil terus menempelkan pipinya ke pipiku. Selanjutnya begitu irama musik hampir selesai, tiba-tiba Priyono meraih wajahku dan langsung mengecup bibirku dengan lembut. Ketika kami kembali ke tempat semula kudapati suamiku dan istri Priyono sudah tidak ada di sana. Aku pikir mereka sudah tidak sabar lagi dan masuk ke cottagenya ketika kami sedang berdansa tadi. Baru saja kami duduk tiba-tiba sepasang suami istri datang menghampiri kami dan mengulurkan tangannya. “Saya Alex.., dan ini istri saya Mira”, katanya memperkenalkan diri. Priyono dan aku menyebutkan nama kami masing-masing. Selanjutnya kami berbasa-basi berbincang-bincang sejenak. “Anda dapat nomor berapa?” dia bertanya kepada Priyono. “Enam!” jawab Priyono singkat. “Saya nomor delapan dan istri saya nomor enambelas” katanya. Aku jadi tersentak seketika, demikian juga Priyono. “Itu adalah nomorku”, kataku. “Oh ya!” kata Alex agak kaget. “Saya kira anda berdua sudah bernomor sama.., tapi anda kan bukan pasangan suami istri?” katanya lagi. “Ya..!” kataku hampir serempak. Kemudian dia berpaling kepada Priyono dan mengamit lengannya menjauhi kami. “Bolehkah kita bernegosiasi..” bisiknya kepada Priyono. “Saya lihat anda senang sekali dengan nomor delapan. Sebenarnya saya juga senang dengan penampilannya, akan tetapi saya sudah mempunyai janji dengan nomor enam. Bagaimana kalau kita bertukar nomor? Anda mengambil nomor delapan dan saya nomor enam. Sedangkan istri saya memang sudah sesuai dengan nomor enambelas yang juga kebetulan tuan rumah kita. Memang hal ini tidak diperbolehkan apabila ada anggota lainnya yang tahu. Tapi saya harap hal ini hanya di antara kita saja.” Bagaikan mendapatkan durian runtuh, Priyono segera saja mengiyakan. Kemudian kulihat mereka bertukar nomor kunci. “Oh, dear!” kata Alex. “Kali ini saya tidak akan menginterupsi kalian. Lain kali saya harap saya dapat nomor anda lagi!” Kemudian dia melingkarkan tangannya ke tubuhku dan memberikan sebuah kecupan kecil di bibirku. Selanjutnya tidak ayal lagi Priyono segera memegang tanganku dan menuntunku menuju cottage nomor delapan. Ketika kami memasuki pintu cottage itu aku berpikir di sinilah kemungkinan awalnya perubahan hidupku. Seumur hidupku aku belum pernah melakukan hubungan badan dengan laki-laki lain kecuali dengan suamiku sendiri, akan tetapi hal itu akan berubah dalam waktu beberapa menit ini. Aku akan menjadi seorang istri yang serong dan semuanya ini disebabkan oleh ulah suamiku sendiri. Apakah ada orang yang akan percaya mengenai hal itu? Secara jujur begitulah keadaanku dan itulah apa yang kupikirkan waktu itu. Aku tahu dengan ini aku memberikan suamiku semacam kepuasan seks lain sebagaimana yang dia inginkan. Begitu memasuki cottage itu Priyono langsung merangkulku dan mulai menghujani wajahku dengan kecupan-kecupan kecil. Dia kelihatan begitu sangat bernafsu sekali terhadap diriku. Aku benar-benar tidak menyangka Priyono dapat bersikap seperti itu. Selama ini kukenal dia wajar-wajar saja apabila bertemu denganku. Apakah pada acara-acara rutin kami atau kesempatan lainnya. Kupikir apakah hal itu akibat pengaruh alkohol yang diminumnya tadi atau mungkin juga memang sejak dahulu dia sudah mempunyai minat yang besar terhadap diriku namun dia terlalu sopan untuk mengungkapkannya dalam kesempatan yang biasa. Tidak berapa lama kemudian tangannya segera menyusup ke balik busanaku yang memang berpotongan rendah dan menjalar menelusuri punggungku. Tiba-tiba kusadari betapa nikmatnya itu semua. Aku merasakan suatu hal yang luar biasa yang belum pernah kualami sebelumnya, aku merasa bagaikan kembali pada saat-saat dimana aku mengalami ciuman yang pertama dari seorang laki-laki. Hanya kini rasa sensasi yang muncul dalam diriku aku rasakan tidak asing lagi. Aku ingin segera ditiduri. Ketika bibirnya menempel di bibirku aku pun langsung melumatnya dengan kuat. Selanjutnya dia merenggangkan mulutku dan mendorongkan lidahnya di antara gigiku mencari-cari lidahku yang segera kujulurkan untuk menyambutnya. Sungguh merupakan suatu ciuman yang panjang dan lama sekali. Selanjutnya dengan segera tangannya mulai meraba daerah sekitar buah dadaku. Aku mempunyai suatu kelemahan mengenai buah dadaku, aku maksudkan buah dadaku sangat sensitif sekali. Begitu buah dadaku tersentuh maka praktis akan membuatku terus bergelinjang. Oleh sebab itu ketika tangannya menyentuh langsung puting susuku maka aku menjadi bergelinjang dan meliuk-liuk dengan liarnya. Jari-jariku menghujam di punggungnya menahan suatu perasaan yang sangat dahsyat. Pada saat tubuh kami terlepas satu sama lainya, nafas kami pun memburu dengan hebat. Dia mulai meneliti busanaku mencari kancing atau pun reitsleting untuk segera melepaskan busana itu dari tubuhku. Akan tetapi busanaku memang hanya mempergunakan karet elastis saja, maka dengan mudah aku segera melepaskan busana itu melalui kepala. Aku tidak mengenakan apa-apa lagi di balik busanaku itu kecuali dua carik pakaian dalam model bikini yang tipis dengan warna yang senada dengan kulitku. “Saya senang dengan puting susu yang besar”, katanya sambil menyentuh puting susuku dengan lembut. “Karena cukup untuk menyusui anaknya dan sekaligus bapaknya.” Aku tidak menjawab. Kupikir dalam kesempatan seperti ini dia masih saja bisa berkelakar. Akan tetapi sebenarnya saat itu aku juga ingin berkata kepadanya bahwa aku juga ingin segera menyaksikan bagaimana bentuk tubuh aslinya di balik kemeja dan pantalonnya itu. Namun aku merasa masih sangat malu untuk berkata secara terus terang. Rupanya dia dapat membaca apa yang ada dalam pikiranku. Sehingga selanjutnya kudapati dia mulai membuka kancing kemejanya dan melepaskan kemeja itu dari tubuhnya. Aku masih teringat bagaimana bentuk dadanya itu dan bagaimana ketika dia memperlakukan diriku. Dadanya kecoklat-coklatan hampir berwarna sawo matang penuh ditumbuhi dengan bulu dada keriting berwarna hitam di tengahnya. Otot-ototnya pun semua kelihatannya sangat kokoh dan seimbang. Ingin rasanya aku menyentuhkan wajah serta puting susuku ke dadanya, dan tidak berapa lama kemudian secara tidak kusadari aku telah melakukan hal itu. Aku mengecup dadanya kemudian puting susunya. Betapa aku menggali kenikmatan dari itu semua. Ketika aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya, aku dapat merasakan gumpalan alat kejantanannya di balik pantalonnya yang sudah menjadi besar dan keras sekali. Dia menggesek-gesekkan alat kejantanannya tersebut ke tubuhku yang hanya mengenakan BH serta celana dalam nylon yang tipis. Sementara itu tangannya telah menyusup ke balik celana dalamku menelusuri daerah sekitar pantatku dan meremas-remasnya dengan kuat daging pantatku yang lembut dan berisi. Selanjutnya dengan serta merta dia melucuti celana dalamku ke bawah kakiku, sementara aku pun merasa semakin bergelinjang dengan hebatnya. Segera saja kulemparkan celana dalam itu dengan kakiku jauh-jauh dari tubuhku. Dia pun kini melepaskan BH-ku sehingga kini tubuhku benar-benar berada dalam keadaan bertelanjang bulat berdiri di hadapannya. Kemudian Priyono agak menjauh beberapa saat untuk menurunkan reitsleting calananya. Begitu reitsleting diturunkan dalam sekejap pantalonnya pun juga ikut tergusur ke bawah. Dan sudah barang tentu pemandangan selanjutnya yang kusaksikan adalah sebuah alat kejantanan yang sangat besar dan gempal sedang berdiri dengan tegaknya menentang diriku. Aku tidak melihat banyak perbedaan dengan bentuk alat kejantanan suamiku, akan tetapi yang mengesankan adalah alat kejantanan yang kulihat sekarang adalah milik seorang laki-laki lain walaupun dia sahabat suamiku. Seumur hidupku aku belum pernah menyaksikan alat kejantanan seorang laki-laki dewasa yang begitu dekat jaraknya dengan tubuhku kecuali alat kejantanan suamiku sendiri, apalagi aku sendiri dalam keadaan bertelanjang bulat, dan tidak berapa lama lagi dia akan menyetubuhi diriku dengan alat tersebut. Sehingga secara tidak sadar kurasakan timbul suatu keinginan dalam diriku untuk segera memegang bahkan menghisap alat kejantanan itu, akan tetapi sekali lagi aku masih tidak mempunyai keberanian melakukan hal itu. Selanjutnya Priyono meraih dan membopong tubuhku yang telah bertelanjang bulat itu ke atas tempat tidur. Aku segera telentang di sana dengan segala kepolosan tubuhku menanti kelanjutan dari dari kesemuanya itu dengan pasrah. Akan tetapi rupanya Priyono belum mau memasukkan alat kejantanannya ke liang kewanitaanku. Dia masih tetap saja berdiri menikmati pemandangan keindahan tubuhku dengan pandangan yang penuh dengan kekaguman. Tatapan mata Priyono ke seluruh tubuhku yang bugil di lain keadaan juga menumbuhkan semacam perasaan erotis dalam diriku. Aku merasakan adanya suatu kenikmatan tersendiri bertelanjang bulat di hadapan seorang laki-laki asing yang bukan suamiku sendiri dan memperlihatkan seluruh keindahan lekuk tubuhku yang selama ini hanya disaksikan oleh suamiku saja. Sehingga secara tidak sadar kubiarkan tubuhku dinikmati mata Priyono dengan sepuas-puasnya. Malahan ketika tatapan mata Priyono menyapu bagian bawah tubuhku secara reflek aku renggangkan keduabelah pahanya agak lebar seakan-akan ingin memberikan kesempatan yang lebih luas lagi kepada mata Priyono untuk dapat menyaksikan bagian dari tubuhku yang paling sangat rahasia bagi seorang wanita. Puas menikmati keindahan tubuhku kini tangan Priyono mulai sibuk di seluruh tubuhku. Tangannya mulai meraba dan meremas seluruh bagian tubuhku yang sensitive. Mulai dari buah dadaku yang subur berisi sampai pada liang senggamaku yang ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang sangat lebat. Aku menjadi tambah bergelinjang dan tubuhku terasa bergetar dengan hebat. Secara tidak sadar aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dengan hebat. Liang senggamaku tambah berdenyut dengan hebat dan terasa licin dengan cairan yang keluar dari dalamnya. Aku heran bagaimana seorang laki-laki yang bukan suamiku dapat membuat diriku menjadi sedemikian rupa. Tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa aku dapat merasakan gelinjang birahi yang sedemikian hebat dari laki-laki lain yang bukan suamiku. Tidak berapa lama kemudian dia berlutut di depanku dan merenggangkan kedua belah pahaku lebih lebar lagi. Selanjutnya dia merangkak di antara kedua belah pahaku dan menatap langsung ke arah alat kewanitaanku. Lalu dia membungkukkan tubuhnya agak rendah dan mulai menciumi pahaku yang lama kelamaan semakin dekat ke arah liang kenikmatanku. Kembali aku merasakan suatu sensasi yang hebat melanda diriku. Aku benar-benar merasa semakin bertambah liar. Aku berteriak liar dengan suara yang sukar dipercaya bahwa itu keluar dari mulutku. Bagaikan serigala yang ganas Priyono segera melumat habis-habisan alat kewanitaanku. Mula-mula dia menjulurkan lidahnya dan mulai menyapu klitorisku dengan sangat halus sekali namun cukup untuk membuatku menjadi lupa daratan. Pinggulku secara otomatis mulai bergerak turun naik bagaikan dikendalikan oleh sebuah mesin dalam tubuhku. Priyono kemudian menurunkan lidahnya lebih ke bawah lagi dan membuat putaran kecil di sekitar liang senggamaku dan akhirnya dia sorongkan lidahnya dengan mahir ke dalamnya. Aku merasakan darahku menggelegak. Lidahnya terus keluar masuk berputar-putar menari-nari. Betapa tingginya seni permainan lidahnya itu tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Lebih jauh dari itu aku tidak tahan lagi dan aku langsung mencapai puncak orgasme yang hebat. “Sudah.. sudahlah”, akhirnya aku berkata. Priyono tetap meneruskan melahap liang senggamaku. Sementara itu aku terus-menerus mengalami orgasme bertubi-tubi namun pada akhirnya dia berhenti juga. Dan pada saat dia mengambil posisi untuk menyetubuhi diriku, aku segera bangkit dan kini tanpa merasa risih lagi aku segera meraih alat kejantanannya yang hangat berwarna kemerah-merahan lalu memasukkannya ke dalam mulutku dan mulai bekerja dengan lidahku di sepanjang alat kejantanannya yang begitu terasa keras dan tegang. Aku merasakan suatu kenikmatan yang lain yang belum pernah aku rasakan. Aku merasakan alat kejantanan Priyono mempunyai aroma yang berlainan dengan alat kejantanan suamiku. Kini aku baru sadar alat kejantanan dari setiap laki-laki juga mempunyai perbedaan rasa yang khas yang tidak sama antara satu lelaki dengan lelaki lainnya. Bukan saja dari bentuk dan ukurannya akan tetapi juga dari aroma yang dipancarkan oleh masing-masing alat kejantanan itu. Selain itu aku merasakan alat kejantanan laki-laki lain ternyata terasa lebih nikmat daripada alat kejantanan suamiku sendiri. Mungkin hal itu karena aku mendapatkan sesuatu yang lain dari apa yang selama ini kurasakan. Jadi walaupun serupa tetapi tidak sama rasanya. “Sekarang giliranku untuk meminta berhenti”, katanya dengan tenang. Sebenarnya aku enggan melepaskan alat kejantanan yang menggiurkan itu dari mulutku. Aku ingin merasakan betapa alat kejantanannya itu memancarkan sperma dalam mulutku, akan tetapi kupikir tidak akan senikmat sebagaimana bila alat kejantanannya itu meledak dalam rahimku dalam suatu persetubuhan yang sempurna, sehingga kuturuti permintaannya dan membaringkan tubuhku dengan kedua belah kakiku ke atas. Selanjutnya aku menyaksikan sebuah dada yang bidang menutupi tubuhku dan tidak lama kemudian kurasakan alat kejantanannya itu mulai terbenam ke dalam liang senggamaku yang hangat dan basah. Aku jadi agak mengerang kecil ketika alat kejantanan yang besar dan gempal itu memasuki tubuhku. “Oh, sayang.., sayang”, kata Priyono bergumam. “Teruskan.., teruskan! Rasanya dahsyat sekali..!” kataku secara spontan sambil mengencangkan otot liang senggamaku sehinga alat kejantanan Priyono itu terjepit dengan kuat. Kemudian dengan suatu kekuatan bagaikan sebuah pompa hydroulis, liang kewanitaanku menghisap dalam-dalam alat kejantanan itu sehingga terasa menyentuh leher rahimku. Secara perlahan-lahan dia mulai menggerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Untuk beberapa saat aku telentang tanpa bergerak sama sekali menikmati diriku disetubuhi oleh seorang laki-laki yang bukan suamiku. Sungguh sulit dipercaya, aku merasa hal ini sebagai suatu mimpi. Seorang laki-laki lain yang bukan suamiku kini sedang memasukkan alat kejantanannya ke dalam tubuhku dan aku pun sedang menggali semua kenikmatan darinya. Selanjutnya aku mulai menggoyang-goyangkan pinggulku dalam suatu putaran yang teratur mengikuti gerakan turun naik tubuhnya. Dengan garang Priyono terus-menerus menikamkan alat kejantanannya sedalam-dalamnya ke liang senggamaku secara bertubi-tubi. Alat kejantanannya dengan teratur keluar masuk dan naik turun di liang senggamaku yang membuka serta meremas dengan erat alat kejantanan itu. Aku merasakan persetubuhan yang sedang kami lakukan ini betul-betul sangat hebat. Dan kesemuanya ini disebabkan oleh alat kejantanan seorang laki-laki lain yang bukan suamiku. Selanjutnya Priyono mulai menghujamkan tubuhnya ke tubuhku semakin kuat dan semakin kencang. Kami jadi bergumulan dengan hebat di atas tempat tidur saling cabik mencabik tubuh masing-masing. Tubuh kami bersatu dan merenggang dengan hebat. Setiap hunjamannya membawaku ke suatu alam fantasi yang jauh entah dimana yang tidak pernah kuketahui dan belum pernah kualami sebelumnya. Yang aku tahu pada saat itu hanyalah suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut kami masing-masing. Tiba-tiba puncak dari itu semua, kurasakan alat kejantanannya yang berada dalam liang senggamaku menjadi sedemikian membesar dan tegang dengan keras. Liang senggamaku pun terasa berdenyut lebih keras lagi dan akhirnya aku merasakan suatu cairan yang hangat dan kental terpancar dari alat kejantanannya membanjiri liang senggamaku. Nafas Priyono dengan kuat menyapu wajahku. Saat yang mendebarkan itu berlangsung lama sekali. Sangat sukar aku lukiskan betapa kenikmatan yang kualami dari kesemuanya itu. Akhirnya kami terbaring dengan segala kelelahan namun dalam suatu alam kenikmatan lain yang belum pernah aku alami bersama suamiku. Yang terang ketika Priyono menarik alat kejantanannya dari liang senggamaku, aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari dalam tubuhku. Sisa malam itu tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami menghabiskan sisa malam itu dengan melakukan hubungan intim beberapa kali lagi bagaikan sepasang suami-istri yang sedang berbulan madu dalam suatu hubungan persetubuhan yang sangat dahsyat dan belum pernah kualami bersama suamiku selama ini. Kami terus berasyik-masyuk sampai saat-saat terakhir kami kembali ke rumah masing-masing ketika hari sudah menjelang subuh. Keesokan harinya ketika aku terbangun, aku merasa bagaikan seorang wanita yang baru dilahirkan kembali. Demikian pula suamiku. Aku merasakan adanya suatu kesegaran dan kecerahan lain dari yang lain dan penuh dengan semangat kegairahan hidup. Hal ini membawa pengaruh kepada hari-hariku selanjutnya. Aku merasa mendapatkan suatu horizon baru dalam kehidupan. Demikian juga suamiku, kurasakan cinta kasih kami semakin bertambah dari waktu-waktu sebelumnya. Kehidupan rumah tangga kami serasa lebih harmonis penuh dengan keceriaan dan kegembiraan daripada waktu-waktu yang lalu. Dengan demikian tidak mengherankan kiranya apabila aku dan suamiku terus menghadiri arisan itu beberapa kali dan selama itu pula aku telah dapat merasakan berbagai macam type alat kejantanan laki-laki dalam berbagai macam bentuk dan ukuran serta berbagai macam tehnik permainan hubungan kelamin dengan para suami orang lain. Akan tetapi yang penting dari kesemuanya itu, di lain keadaan, aku menyadari suatu hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan maupun kubayangkan sebelumnya, bahwa alat kejantanan suami kita sendiri sesungguhnya juga mempunyai suatu keistimewaan tersendiri. Aku dapat mengetahuinya kesemuanya itu karena aku telah dapat membandingkannya dengan alat kejantanan dari suami-suami orang lain. TAMAT
Lagian, eke udah nggak tertarik tuh, sama yang begitu-begituan~Ada yang masih ingat dengan kalimat di atas? Ya, itu kalimat yang dilontarkan tante Misye kepada tante Lolita yang sedang kumpul untuk arisan sembari memamerkan tas barunya dari Paris. Ini adalah cuplikan dialog dari film Arisan Berondong yang sempat nge-hits pada tahun 2010 silam. Buat kamu yang masih ingat dengan film ini, mungkin banyak pertanyaan yang mengembang di otak kalian. Apalagi para cowok. Heeem!Pertanyaan yang paling umum pasti adalah buat apa sih mereka mengadakan arisan seperti itu? Apa tujuannya? Duit dari mana? Siapakah mereka ini? Berikut ulasannya!Mayoritas, pembuat acara arisan brodong ini adalah ibu-ibu paruh baya dengan gaya hidup yang begitu glamour. Eits, ternyata istilahnya bukan sosialita loh!Sebenarnya, sosialita menurut Robert L. Peabody dalam diartikan sebagai seseorang yang berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk menghibur sekaligus mendapatkan hiburan. Sementara Miss Jinjing atau Amelia Masniari, seorang pengamat gaya hidup sekaligus penulis buku Rumpi Sampai Pagi mendefiniskan sosialita sebagai seorang yang punya peran atau kontribusi terhadap kegiatan atau kehidupan sosial di dewasa ini, istilah sosialita udah mengalami pergeseran makna ke arah yang cenderung negatif. Sehingga banyak orang menyebutkan bahwa arisan brondong ini diprakarsai oleh mereka atau ibu-ibu usia 30-40 tahun ke atas yang tergolong sosialita. Seorang The Have yang memiliki kehidupan glamour, gaya hidup mewah, dan segala keperluan yang lebih dari hidup mereka udah enak, kenapa mesti bikin kegiatan buang-buang uang seperti itu? Atau karena kebanyakan duit?Apa sih yang kurang dari kehidupan mereka ini? Padahal, wanita-wanita sosialita atau kelas atas ini udah punya segalanya. Apapun yang mereka mau pasti dapat terpenuhi. Tapi kenapa mesti bikin acara seperti ini? Bahkan, ada pula dari geng’ The Have ini yang pernah membuat acara di dalam sebuah pesawat mewah ketika melakukan perjalanan atau traveling lintas benua. Bikin acara begini nggak gampang dan nggak murah loh. Apa nggak sayang itu duit, ya? 🙁Arisan brondong ini sistemnya sama seperti arisan bulanan di RT-mu. Bedanya, bukan uang yang jadi hadiahnya, melainkan cowok ganteng alias daun muda~Sama seperti kebanyakan arisan pada umumnya, arisan brondong ini juga memiliki sistem serupa. Bayar dengan uang, uang terkumpul, dikocok, keluar nama, dapat hadiah, dan dilanjutkan dengan pesta. Sedikit mengadopsi dari sistem ini, arisan brondong nggak cuma memberikan hadiah berupa uang. Uang emang menjadi hadiah, tapi itu semata hanyalah sebagai kedok atau formalitas aja. Sebab hadiah utamanya adalah seorang cowok, darah muda, dengan kriteria yang sangat dikagumi oleh para gadis remaja di sekolah atau di kampus. Ganteng, wangi, rapi, good looking, dan kuat’. Ya, sekarang cewek mana sih yang bisa menolak berkah’ seperti itu? Nggak terkecuali para ibu-ibu sosialita menurut Amelia Masniari, arisan brondong ini nggak seperti yang terkembang di masyarakat. Sebenarnya mereka cuma mengadakan arisan biasa, yang mana di acara tersebut dihadiri para brondong. Lalu, berkenalanlah mereka. Nah, dari perkenalan inilah, bisa aja mereka melakukan kegiatan lebih seperti kencan, yang akhirnya berujung pada hubungan seksual. Yup, hubungan seksual yang menjadi pusat arisan ini menjadi penyalur hasrat seksual bagi mereka yang kurang puas dengan suaminya. Semacam penikahan yang hanya sebatas formalitas belakaMenurut seorang seksolog Zoya Amirin seperti dikutip dari salah satu yang menjadi motivasi mereka dalam menggelar ajang mewah ini karena mereka nggak mendapatkan kepuasan batiniah/biologis dari sang suami di jadi. Sebab, kita nggak pernah tahu bagaimana hubungan rumah tangga yang mereka bina bersama suaminya. Apakah mereka menikah karena terpaksa? Ataukah mereka menikah hanya berlandaskan dia, kan, tajir semata? Kita nggak pernah tahu. Satu yang jelas dan sepertinya telah disepakati bersama, motivasi utama mereka adalah sebagai penyalur hasrat seksual karena kurangnya pemuasan dari sang suami. Kalau menurutmu, bagaimana, Boys?
IBU ARISAN YANG PENGEN DIBELAI – Saat ini aku tinggal di komplek di kawasan Jakarta, Ada satu tetanggaku yang memiliki keluarga yang damai Kepala keluarganya Adalah Pak Rahman dan memiliki istri yang super Sexy, Namanya Mbak Yunita Umurnya 30tahun kalau memakai pakaian yang minim dan berani apalagi belahan dadanya yang sering terlihat jika dia remipoker itu dia sedang dihalaman rumahnya Aku yang berada disebelahnya Tiba – tiba Dia ngedipin aku , terus aku bales ngedip sambil tersenyum , eh dia malah nepuk2 memeknya seakan tau kalau aku ingin memeknya. Aku makin nekad , sekarang aku ngadep kedia sambil ngangkang dan secara atarktif aku usap-usap kontol aku dari luar celana , terus aku kasih kode supaya dia menuju kehalaman belakang rumahnya, lalu kau menghampirinya keluar lewat pagar ngangguk , berjalan kebelakang lalu aku menghampirinya dan mencolek ataupun menngelus2 tubuhnya“Mas, Pagi-Pagi udah Nakal yah Mau mesumin Tentangganya” katanya langsung nyeplos, kau pun terpancing. “Yah sih abisnya mbak sexy banget, Kontol aku jadi pengen ngontolin mbak nih” kataku sambil memegang payudaranya dan mengelus2“Issh Maas, Aku juga Horny kamu buat” katanya sambil ngelendot denganku manja“Mbak? udah sange banget yah? kita duduk dibekang itu yuk mbak lebih nyaman” kataku terus mengelus2 payudaranya yang sudha tidak pakai bra“Aahh Mas, Mainin dong pentik susu aku, Ayuk mmmh” katanya lalu aku berjalan kearah kolam renang yang memiliki tempat bersantai yang cukup lebar“Hayo, yang dicelana kok berdiri?” katanya sambil tersenyum menurun kearah kontolku. “Kamu sih bikin aku horny, jadi aku pengen gituan sama kamu mbak” kataku memohon untuk mau kusetubuhi.“Baru belahan doang mas udah sange, Coba dong yang dibawah” katanya mengarahkan tanganku masuk kedalam celananya dan mengelus jembutnya “Aah Jembut kamu lebat banget..” dia hanya tersenyum sambil kuelus2 jembutnyaGantian Mbak Yunita yang ngelus kontol aku yang sudah keluar. Gila aku ngelus semakin kebawah kurasakan ada cairan lengket yang banyak dibagian belahan memeknya kumainkan itilnya dengna jarii.“Mbak ngentot yuk” kataku langusng nyeplos lagi. “Iyaah Sabar dong sayang, Masih juga pemanasan” tangannya semakin mengengam keras batangku dan mengurutnya aku terasa sangat nikmat“Mbakk batangku udah tegang banget tuh, pengen memek” kataku. tak sadar aku sekarang udah berhasil masukin jari kedalam memeknya yang basah dan lembab. “Sabar yah sayang masih ramee didepan ntar ada yang kesini berabe” katanya sambil kuremas2 kuat toketnya yang besar“Aaahh Sayaangg jangan gitu dong, Mbak Saakiitt” ktanya semakin kencang mengocok kontolku“Aahh Mbakk Kencangan Lagi Dong, Sambil Jilatin kepala kontolku” kataku menyingkapkan Bajunya dan branya lalu meremas2 toketnya langsung.“Aah Sayang kamu Nakal, Mmmhh Sshh Mainin Putingnya yahh..Aaahh” katanya menjilat2 kepala kontolku sambil mendesis“Ahhkk Sshh… Mbbakk Aahh Ennak banget Sshh” desahku mengelus2 kepalanya. Enggak sampai 10 menit, aku rasa spermaku mau keluar karena jilatan lidah Mbak Yunita Nikmat banget. !Croot Crroott Crroott!“Aduh, Kamu jahat banget Nyemprotnya didalam mulut Mbak sih,” katanya tapi dengan ganasnya disedot semua spremaku yang keluar mengucur sampai bersih semua terus dihisapnya tak henti sampai aku bener2 lemas“Enakan dihisapin Sama Mbak?” “Enaklah Abisnya Mbak jago banget Ngisep kontol, Aku jadi suka sama mbak nih”Aku buka baju dan celanaku semua lalu aku telanjang bebas, Mbak Yunita juga membuka Semua pakaiannya Baju dan Celana Termasuk CDnya. Lalu kulihat memeknya yang masih bagus gan, Putih ditumbuhi jembut lebar “Wahh masih bagus banget tuh memek kayaknya” “Ah kamu memek doang yang dipikirin, Tiduran disitu ntar mbak yang goyangin” katanya lalu aku merebahkan tubuh dan mengacungkan kontolku keatas begitu panjang dan besarMbak Yunita Naik keatas pangkuanku lalu tanganku ngeremas-remas pantat Mbak Yunita yang padat dan kenyal, lalu kontolku digengamnya dan dikocok2nya lalu diatahkan kebibir memeknya dan digosok2, Yunita langsung horny pingggangnya digoyang yang otomatis mekinya berputar diatas kontol aku .Aku udah nafsu banget mau langsung masukin kontol aku kememeknya Yunita yang sudah basah. Tangan aku pindah meremas perlahan toketnya yang pentilnya yang sudah gede membesar.“Aahhkk Mmmgg Remas2 toket Mbak, Jilatin Pentilnya sayang” Rancaunya nikmat karena putingnya kujilatin dan kuemut ditambah lagi dia sedang sibuk memainkan kepala kontolku dibibir memeknya yang super becek remipoker login“Mbakk Nggak tahan lagi nih, Masukin dong…” kataku semakin beringas menikmati toketnya remas2 makin kencang. tangannya ngobel memeknya sendiri .“Iyahiyah, Tapi Jilatin dulu yah memek mbak?” katanya turun dari atasku dan berbaring ditenda satunya lagi. lalu membuka lebar pahanya dan menbelah bibir memeknyaAkhirnya bisa juga jilatin dan rasain memeknya Yunita yang Berjembut gilaaaaaa!!! Itilnya juga udah mengeras, merah merekah banget , ber-arti Mbak Yunita udah sange berat sampe ubun2. langsung aja aku exsekusi..Aku ngejilat abis liang Memeknya Yunita kuemut bibir memeknya, Kumasukan lidahku keliang memeknya yang begitu terasa asin tapi nikmat.. Kusedot semua memeknya sampai abis, Pantatnya agak diangkat naik dia tau agar aku bisa lebih leluasa menikamti memeknya.“Aaahhksss Aahhkkss Mmmhh Eennak Jilatin Klintil Mbakk, Ooohh..Sshh”“Iyahh Srupp memek mbak nikmat nih, Srrupp Memek tembemmm”“Iyahhiayhh Sedott Ituu…it…uu Eenn..akkk Aahhhkkss…”Sambil ngedorong pantatnya kedepan supaya lidah aku bisa lebih dalam masuk kelobang memeknya, dia terus mendesah, Dari dulu aku sudah pengen banget ngerasain Tubuh Tetanggaku yang wangi,“Aduh..Mbbak kayaknya bentar lagi muncratt nih Aahhss,” rancaunya kusemakin semangat menyedot memeknya yang sudah sedikit lagi mengeluarkan Cairan mani“Janngann Mass, Ammpuunn akkuu kelluaurr Aahhkksssss” Muncratlah cairan itu keluar menyembur bibirku dan kusedot semua cairan itu tanpa sisa, Kusedot2 klistroisnya Tubuhnya bergetar lalu mengejang karena Orgasme ituTangan kanannya ngelus toketnya dan pentilnya lalu tangan kirinya berusaha ngobok – ngobok memeknya yang makin basah,“Mbakk sekarang aku masukin yah?, aku mau ngentotin kamu sambil duduk biar aku bisa terus meres tetek kamu yang sexy banget” aku ngomong terus ngaco.“Iyah terserah kamu entot cepetan, aku pengen banget dientot kontol kamu yang besarr” katanya lalu naik dan nungging didepanku.. lalu mengengam kontolku lalu mengeseknya lagi dibibir memeknyaTerus dimasukin kedalam memeknya !!Blessh!! Aku langsung panas dingin merasakan kontolku diempot oleh daging yang hangat dan berlendir, Akumemeluk tubuh Mbak Yunita dengan erat sambil tanganku meremas2 toketnya. Yunita masih diam belum mengoyang Memeknya tapi sedikit mendesih karena ambles semua ditelan memeknya sampai mentok“Mmmhh..sshh Jangan kencang2 dulu yah sayang”“Iyah mbak,” kataku mulai memompa memeknya dari bawah dengan pelan2 tanganku tak henti semakin brutal mengerayaggi toketnya.“Terus.. Aahhkk…Aahhkk..Ooohh, Mmmhh Sshhttt, Enenntottt memek akuu” ceracau Mbak yunita menikmati kontolku. aku semakin kencang mengangkat tubuhnya Mbak Yunita lalu memompa memeknya dengan kencang,“Aahh..Ooohh..Sakiit..Pelann…Eennakkk Yahh… eennakk”Katanya“Iyahh memek mbak enaak..Iyahh mmhh Wanggiikk.. Aahh”kataku“Aahk..Aahhkkk Gilla…Ahahkk Nikmatt..Oohh Mmmhh”katanya“Ahh aahh Aahh Aahhh Aahh ”kataku“Mas…..entotin aku terus…, Ahhhkk..Aahkkk eenakk kontoll mass.. Besarr!! Entot Akuu” rancaunya semakin meliar dan mulai memompa kontolku naik turun dengan kuat dan kencang aku lalu berbaring menikmati goyangan pingang tubuh menmutar lalu berbalik menghadap denganku, Pantatnya terus memompa kontolku naik turunn terasa sekali !Sleb, Sleb, Slep! Cairan memeknya sangat cair sangat terasa dikontolku saat masuk kedalam memeknya,“Aaiiyaaaa Iiiyaaa Aaaiiiiyyhhh eennakk.. Aahhhss” desahnya melengking lembut seperti bintang bokep Jepang membuatku semakin bergairah“Dasar Tetangga Binal, Suka Ngentot Sama Lakik Orang.. Memek gatel yah Aku entot Tiap Harii”kataku membuat dia semakin panas memompa kontolku. !CEPLOK, CEPLOK, CEPLOK, CEPLOK,!! Suara Becek memeknya keluar membuatku semakin nafsu meremas2 toketnya kencang dan aku rasakan sebentar lagi mucnrat“Aku memelin2 kedua putingnya yang mengeras dan memompa dari bwah memeknya, AKHIRRNYAAA!!.” CROTTTT CRROTT Muncrat semua Spermaku didalam memek Mbak Yunita“ACCCHHKK AKUU KELUUARR MBAKK, MEMEK MBAK EMANK ENAKKK!!” kataku mengeleger menikmati goyangan Mbak Yunita. Tubuuhnya masih tetap mengoyang kontolku sampai akhirnya diajuga merasakan CAiran orgasmenya akan keluar dia semakin cepat mengoyang dan membenamkan kontolku dimemeknya dalamdalam, !!CREETTT CCREEETT CCCREETT!“Aghhhhhh….agh……. aku Samppee Maass…aku Orrgammee…Eennaknya Entott sama kamuu mass” Nara makin mengelinjang dan bergetar memeluk tubuhku, kau rasakan cairan hangatnya meleleh dikontolku dengan cepat kubenam2 lagi kontolkuAku tancep lebih dalam kontol aku, tanpa gerakan lagi aku pendam habis….dan emang bener enaknya, tau enggak lo…tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang berputar – putar cepat dibagian kepala dan batang ..Perlahan aku tarik keluar kontol aku yang masih ngaceng abis , keliatan makin berurat kayaknya . “Gilla Masih tegang aja, Perkasaa banget Bisa nih muasin memek Mbak Tiap hari” katanya sambil mengesek2 klistorisnya,,,,,,,,,,,,,,,,,,remipoker login
cerita dewasa arisan brondong